PENYAKIT BERAK KAPUR @ PULLORUM
Penyakit pullorum
dikenal dengan nama bacillary white
diarrhea, white diarrhea adalah penyakit yang sudah lama terkenal di
seluruh dunia peternakan, penyakit ini biasanya sering dan terjadi banyak
kematian di mesin penetasan ( inkubator ) yang dapat mengakibatkan kerugian
yang fatal terhadap sebuah perusahaan yang ayamnya terjangkit pullorum ini.
Penyakit pullorum disebabkan oleh organisme
non motile salmonella pullorum.
Peternakan unggas kalkun, burung puyuh, bebek burung merpati dapat menderita
dari penyakit pullorum juga. Ayam ras pedaging (atau yang biasa disebut dengan
ayam broiler) lebih rentan terhadap penyakit pullorum ini. Penyakit pulorum
menyerang organ pencernaan unggas.
Penularan
penyakit Pullorum dapat melalui 2 jalan yaitu:
1. Secara vertikal
yaitu induk menularkan kepada anaknya melalui telur.
2. Secara
horizontal terjadi melalui melalui telur tetas dari induk yang terkena
berak kapur mesin tetas yang kurang bersih dapat menyebabkan telur-telur di
dalamnya kemasukan kuman penyakit. tempat pakan, air minum dan kandang yang
kurang bersih.
Gejala penyakit yang sering dijumpai pada ayam antara lain :
1. Ayam menjadi pucat, lemah,
lesu dan mudah mengantuk.
2. Ayam kelihatan seperti
kedinginan, bulunya menjadi kusam dan sering berdiri.
3. Sayap terkulai kendur dan
menggantung.
4. Anak ayam yang terkena gejala
penyakit berak kapur bergerombol dibawah lampu pemanas. Mata sering terpejam,
sayap terkulai lemas dan posisi tubuh sering menunduk.
5. Nafsu makan berkurang, kotoran
yang keluar agak cair dan berwarna keputih-putihan seperti kapur. Oleh sebab
itulah pullorum juga sering disebut dengan berak kapur.
Apabila tidak segera diobati pada hari ke 4 atau hari ke 11 ayam
tersebut akan mati.penyakit berak kapur dapat menyerang ayam dari semua umur, namun lebih
sering terjadi pada ayam umur 1 hari hingga 3 minggu. Pada masa-masa ini
kematian yang terjadi cukup tinggi. bagian tubuh yang diserang adalah saluran
pencernaan.Akibat-akibat yang ditimbulkan penyakit ini antara lain jantung dan
empedu benjol-benjol serta banyak dijumpai adanya bercak-bercak putih.
Kadang-kadang hati dan limpanya membengkak. kemampuan bertarung rendah. ayam
yang sudah pernah mengidap penyakit ini, di dalam tubuhnya tetap terdapat
bakteri salmonella pullorum
sehingga kuarang baik jika digunakan sebagai bibit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu
1. Peralatan harus selalu bersih
bahkan kalau perlu disucihamakan. Telur tetas hendaknya dipilih dari induk yang
benar-benar sehat. Mesin tetas sebelum digunakan harus disucihamakan dengan formaldehyde sebanyak 40%. Ayam yang
terkena penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang
sudah parah dimusnahkan.
2. Tidak mengambil induk jantan
dan betina yang pernah terserang berak kapur.
3. Dapat diberikan antibiotik untuk pengobatan.
Pengobatan berak kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Pengobatan juga
dapat dilakukan dengan menggunakan preparat sulfonamide. Pemberian furazolidone
pada anak ayam akan mengurangi angka kematian. Furazolidone diberikan melalui pakan dengan dosis 100
gram/ton pakan yang diberikan selama 2 minggu. Fumigasi pada incubator dan hatcer dengan uap formaldehyde dapat menekan penyebaran Salmonella pullorum dan memusnahkan
residu infeksi di antara periode penetasan telur.